Cara Mengobati Perfeksionisme Negatif

From the desk of Amhar Maulana Arifin
Subject: Cara mengendalikan perfeksionisme yang berlebihan
(Artikel ini adalah part III dari trilogi artikel tentang perfeksionisme negatif)


Pada pembahasan sebelumnya (Part 1 dan Part 2) penulis mengibaratkan perfeksionisme dengan pedang yang memiliki dua sisi yang tajam dan salah satu sisinya bisa melukai pemiliknya. Maka pada artikel ini penulis akan menjelaskan bagaimana agar sisi negatif dari perfeksionisme bisa dihilangkan tanpa harus menghilangkan sisi positifnya. penulis tidak menyarankan untuk menghilangkan perfeksionisme tersebut secara keseluruhan, karena perfeksionisme memiliki sisi baik yang apabila digunakan dengan baik akan menjadi senjata ampuh untuk sukses.

Perfeksionisme akan menjadi negatif apabila kita tidak bisa mengendalikannya, dalam arti lain ketika perfeksionisme tersebut berlebihan dan mengakibatkan dampak-dampak negatif. Mengendalikan perfeksionisme bagaikan cara seorang pemegang pedang dengan dua sisi yang tajam harus berhati-hati dalam mengendalikannya agar salah satu sisinya tidak melukainya dan menggunakan sisi yang lain untuk kekuatan dirinya.

Berikut ini adalah tips agar kita bisa lepas dari sisi negatif perfeksionisme.

1. FOKUS TERHADAP PROSES

Biasanya perfeksionis memiliki harapan yang sangat mendalam terhadap kesuksesan dan rasa takut yang sangat besar terhadap kegagalan. Mereka selalu mengharapkan hasil yang sempurna. Padahal jika terlalu fokus terhadap hasil, maka tidak akan ada proses. Apabila ketakutan tersebut sangatlah besar, maka tidak menutup kemungkinan seorang over-perfeksionis akan menunda pekerjaannya, ia sering kali menyia-nyiakan kesempatan emasnya.

Alangkah baiknya bagi seorang perfeksionis untuk fokus terhadap proses. Janganlah memikirkan hasil. Allah swt pun tidak menilai hambanya dari hasilnya, tapi proses yang dilakukannya. Maka bagi para perfeksionis, hendaklah menggunakan sisi tajam pedang yang lainnya sebagai motivasi untuk menjalankan proses dengan semangat yang tinggi. Biasanya seorang perfeksionis yang bisa menggunakan perfeksionismenya dengan baik akan memiliki determinasi yang lebih kuat dibandingkan dengan mereka yang bukan perfeksionis. Mereka memiliki keteguhan hati dan semangat juang yang tinggi. Maka, fokuslah terhadap proses, lawan rasa takut akan kegagalan. Dengan demikian anda akan terhindar dari perilaku menunda atau menyia-nyiakan kesempatan emas.

2. MENGATUR EMOSI

Seorang perfeksionis sering kali tidak bisa mengatur emosi. Ia sering kali melakukan kritik baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Selain itu ia sangat mudah tersinggung jika berkaitan dengan kualitasnya.

Agar dampak negatif ini bisa diperbaiki, seorang perfeksionis harus bisa mengatur emosinya dengan baik. Cara untuk mengatur emosi butuh latihan yang panjang. Intinya dalah bagaimana menanamkan keyakinan-keyakinan positif dalam diri. (kedepannya penulis akan mengupas tentang cara mengatur emosi yang efektif.

3. IKHLAS DAN SABAR

Jika pada poin pertama kita harus menggunakan perfeksionisme sebagai motivasi untuk sukses. Maka pada point 3 ini akan melengkapi poin pertama.
Seorang perfeksionis perlu meningkatkan keikhlasan dan kesabaran. Hal ini sangatlah penting karena biasanya seorang perfeksionis apabila mengalami kegagalan akan depresi, putus asa, rendah diri, dan stress. Kegagalan merupakan mimpi buruk bagi semua perfeksionis. Oleh karena itu dengan meningkatkan kesabaran dan keikhlasan seorang perfeksionis bisa mengendalikan rasa takutnya.

4. BERANI AMBIL RESIKO

Hi risk hi return. semakin tinggi tingkat resiko, maka semakin besar juga hasil yang akan diperoleh. Seorang perfeksionis harusnya memegang prinsip ini agar berani mengambil resiko. Karena dibalik resiko yang tinggi terdapat keuntungan yang sangat besar. Berani mengambil resiko adalah pilihan yang sangat tepat dalam hidup, karena dalam perjalanan menuju kesuksesan tidak akan pernah terlepas dari pengaruh resiko.

5. SMART GOAL

Sering kali seorang perfeksionis memiliki visi misi yang diluar batas kemampuan diri dan alam. Maksudnya mimpi yang tidak masuk akal. Seperti seseorang yang bermimpi mengedipkan mata hingga 2.000.000 kali tapi hanya dalam waktu satu menit.

Maka bagi para perfeksionis, buatlah standar tertentu yang bisa dicapai. Caranya adalah dengan menerapkan SMART Goals (Specific, Measureble, Attainable, Reliable, dan Timely). Specific: semakin spesifik tujuan kita, maka akan semakin mudah dicapai. Measureable: tujuan harus terukur dengan membuat kriteria yang konkret. Attainable: Tujuan harus memiliki kemungkinan untuk tercapai. Realistic: Tujuan harus realistis. Timely: Tujuan harus bisa diukur berdasarkan waktu.

Demikian beberapa tips untuk mengendalikan perfeksionisme agar berada pada tracknya yang benar. Ketika anda bisa memanfaatkan sisi positif dari perfeksionisme, anda akan menjadi orang yang penuh determinasi dan kemungkinan besar mampu merealisasikan berbagai target dan tujuan anda.

Respectfully,
Amhar M. A.