Cara Agar Tidak Berfikir Berlebihan

From the desk of Amhar Maulana Arifin
Subject: Mengendalikan pikiran yang berlebihan dengan 4M


Untuk menyikapi dampak buruk berfikir terlalu mendalam seperti yang telah diungkapkan pada artikel “Jangan Berpikir Terlalu Mendalam”, maka diperlukan cara tertentu agar bisa mengendalikannya pada tingkatan yang seimbang. Karena terlalu berlebihan dalam berpikir itu salah dan kurang dalam berpikir juga salah. Maka diperlukan cara-cara khusus agar kita berada pada posisi paling optimal dalam menjaga kadar pikiran kita yang alokasikan. Dengan berusaha untuk mengendalikannya pada jumlah alokasi yang benar, maka kita akan lebih mudah untuk menjaga keseimbangan dalam hidup.

Sebelum dijelaskan tentang tips untuk mengontrol pikiran yang berlebihan, agar mudah dalam mengaplikasikannya, penulis akan mengambil sebuah contoh kasus tentang berpikir yang berlebihan. Misalkan ada seorang calon pengantin yang akan menikah satu minggu lagi, ia memikirkan banyak hal secara mendalam seperti tentang masa lajang yang hilang, pertengkaran suami istri,  masalah-masalah rumah tangga, pisah dengan orang tua, dan lainnya.  Hal-hal tersebut dipikirkan secara berlarut-larut, sehingga bukannya solusi yang didapat tetapi masalah baru. Ia sering menyendiri dan meneteskan air mata. Akhirnya momen pernikahan yang harusnya menyenangkan tersebut malah menjadi hal yang mengkhawatirkan.

Maka untuk menyelesaikan masalah ini, ada beberapa tips dari Amhard Inspire yang disebut 4M, yaitu mengikat, meluaskan, menguatkan, dan membatasi. Semoga dengan 4M ini bisa membantu anda.

1. MENGIKAT PIKIRAN PADA MASA SEKARANG

Karena pikiran sudah berlebihan dalam menjelajahi masa lalu maupun masa depan, ikatlah pikiran tersebut di masa sekarang. Jangan terus dibiarkan agar tidak hilang. Caranya adalah dengan menggunakan waktu untuk aktivitas-aktivitas positif pada sekarang ini. Kita semua hidup pada masa sekarang, bukan di masa lalu, dan bukan di masa depan. Karena kita hidup pada waktu sekarang, maka kita harus mengikat pikiran kita agar tidak pergi ke masa depan maupun masa lalu, gunakan pikiran tersebut untuk melakukan aktivitas pada sekarang ini. Dengan menjalankan apa yang bisa dilakukan hari ini maka waktu tidak dihabiskan untuk memikirkan hal-hal secara berlebihan. Ada banyak sekali aktivitas positif yang bisa dilakukan tanpa harus susah-susah. Contohnya bagi kasus pengantin baru diatas, bisa menggunakan waktu untuk membaca buku yang berkaitan dengan rumah tangga dan pernikahan, mengerjakan hobi, mempersiapkan pernikahan yang tinggal satu minggu lagi, berkunjung ke saudara-saudara, dan rutinitas-rutinitas lainnya yang biasanya dilakukan.

2. MEMBATASI PIKIRAN KETIKA MENJELAJAH KE MASA DEPAN / MASA LALU

Kita harus membatasi pikiran kita ketika menjelajah ke masa lalu maupun ke masa depan. Berhentilah berpikir ketika sampai pada keadaan yang sangat sulit dan tidak bisa dipecahkan. Cobalah ulur kembali pikiran anda lebih ke masa sekarang untuk istirahat sejenak. Buat batasan-batasan tertentu agar pikiran kita tetap dalam kontrol. Ingatlah bahwa otak manusia itu terbatas. Ketika melambungkan pikiran terlalu jauh, maka bisa kehilangan kendali dan mengakibatkan penderitaan bahkan penyakit psikologis, naudzubillah. Bagaikan Radio-controlled helicopter yang bisa hilang kendali dan jatuh jika diterbangkan terlalu jauh. Begitu juga dengan pikiran kita. Maka ketika telah merasakan hal-hal yang asing yang sulit untuk dipecahkan, kembalilah ke masa sekarang, jangan menyakiti diri dengan hal-hal yang terlalu jauh yang tidak kita ketahui sepenuhnya. Seperti dalam kasus calon pengantin, ketika ia berpikir di zona yang diluar kendalinya seperti masalah rumah tangga dan lain-lain, segera kembali ke masa sekarang, jika tidak maka ia bisa terjerembab dalam penderitaan. Istirahatlah. Tapi, jika masih ingin kembali ke masa depan tersebut, maka perlu ditingkatkan kekuatan sinyal kontrolnya sehingga bisa mencapai area tersebut. Bagaimana cara untuk meluaskan area sinyal untuk mengontrol pikiran kita? Maka dua M yang tersisa berikut ini bisa menjadi solusi.

3. MELUASKAN PIKIRAN DAN SUDUT PANDANG

Hal yang menyebabkan seseorang terjerembab dalam derita pikiran yang terlalu mendalam adalah memiliki sudut pandang dan ruang pikiran yang terlalu sempit. Pikiran yang melambung jauh tidak diiringi dengan perspektif yang luas sehingga ia terjerembab dalam penderitaan. Contohnya kasus calon pengantin diatas, ia berpikir jauh ke depan tentang permasalahan rumah tangga, tapi ia memiliki perspektif yang sempit dengan hanya melihat masalah rumah tangga dari negatifnya saja, ia tidak tahu bahwa dengan adanya permasalahan justru rumah tangga bisa semakin harmonis, dengan ada masalah maka akan menjadi evaluasi untuk lebih baik, dengan adanya masalah justru rumah tangga bisa menyenangkan dan tidak membosankan. maka sangatlah perlu untuk meluaskan pikiran dan sudut pandang.Sehingga pikiran yang melambung jauh pun tidak terjebak dalam ruang yang sempit dan menyakitkan. Ingatlah bahwa hidup bisa dilihat dari sudut pandang, begitu juga dengan kehidupan di masa depan maupun masa lalu. Maka jika anda berani menerbangkan pikiran kesana, maka anda harus punya kemampuan untuk melihatnya dari berbagai sudut pandang. jika tidak mampu, hentikan pikiran anda dan kembalikan ke masa sekarang.

4. MENGUATKAN PIKIRAN DENGAN MELAWAN RASA TAKUT

Kita sering kali menjadi musuh apa yang tidak kita ketahui dan tidak pernah kita lihat sebelumnya. Akhirnya sering kali kita merasa ketakutan. Coba anda bayangkan mana yang lebih menakutkan antara bertemu gajah dengan melihat ayam seukuran gajah? Walaupun ayam seukuran gajah itu ada di masa depan, kita tidak tahu apakah ayam tersebut jinak atau buas, kita juga tidak tahu apa reaksi ayam tersebut terhadap manusia, bagaimana jika ayam tersebut diciptakan untuk menyakiti manusia?. Hal-hal ini menjadi rasa takut tersendiri bagi kita. Begitu juga dengan contoh pengantin baru yang merupakan pembahasan utama kita. Ia takut akan hal-hal yang belum terjadi dan belum ia rasakan kesulitannya. Sehingga ia telah menderita sebelum  merasakannya. Siapakah diantara kita yang sudah merasakan masa depan? Walaupun hal yang akan terjadi di masa depan tersebut pernah terjadi di masa lalu, tetap saja event di masa depan tidak ada yang merasakan. Jika hal yang di masa depan tersebut kemungkinan besar terjadi, maka akan rugi dua kali dengan menderita di masa kini. Maka lawanlah rasa takut tersebut. Buat keyakinan yang kuat bahwa Allah swt mengirimkan ujian kepada kita lengkap dengan senjata untuk menyelesaikannya. Maka salah satu caranya adalah dengan fokus terhadap solusi, bukan memikirkannya berlarut-larut. Solusi bisa diperoleh tanpa harus memforsir pikiran kita keterlaluan. Yakinlah bahwa di setiap kesulitan ada kemudahan.


Demikian empat tips untuk mengontrol pikiran kita. Semoga tips tersebut bisa membantu kita untuk menjadi manusia yang seimbang.

Respectfully,
Amhar Maulana Arifin