Cara Mengatasi Motivasi yang Naik Turun

From the desk of Amhar Maulana Arifin,
subj. Cara Mengatasi Motivasi yang Fluktuatif


Sering kali kita memulai suatu aktivitas dengan antusiasme yang membara, pikiran kita dipenuhi oleh hasil yang akan diperoleh dimasa depan, tapi setelah beberapa waktu, bara api tersebut padam bagai disiram air, atau sedikit-sedikit redup bagai sumbu kehabisan minyak. Akhirnya kondisi ini mengakibatkan depresi dan putus asa.

Emosi manusia itu bagaikan puncak dan lembah. Kadang berada dalam posisi penuh semangat, kadang pula berada dalam jurang kemalasan. Ketika berada di puncak merupakan keadaan yang sangat luar bisa karena energi dapat dikerahkan dengan maksimal. anda merasakan periode ini merupakan periode yang penuh dengan euphoria, tidak ada yang bisa menghentikan anda. Tetapi ketika tenaga terkuras akhirnya keadaan berbalik, anda merasa dalam keadaan yang tidak ter-motivasi dan tidak percaya diri. Kombinasi antara lelah, penat, bosan, dan malas menjadi penyebab keinginan untuk menyerah. Akhirnya walau setinggi apapun kita memulai, ketika down maka tetap berada berada dalam keadaan yang lebih rendah.

Berikut ini saya menuliskan beberapa langkah untuk mengatasi fluktuasi motivasi naik turunnya hidup.

1. MENYERANG KETIKA SEMANGAT, BERTAHAN KETIKA MALAS.

Hidup adalah lapangan perjuangan, sedangkan tempat istirahat yang abadi adalah di surga nanti. Maka dalam perjuangan kita perlu membangun strategi yang baik untuk meraih segala tujuan yang sudah dicanangkan. Naik turunnya motivasi adalah salah satu tantangan dalam hidup, maka salah satu cara mengatasinya adalah dengan memanfaatkan momentum. Ketika penuh dengan semangat, gunakan sebaik mungkin bahan bakar tersebut untuk melakukan hal-hal produktif, jangan sampai membiarkan momentum tersebut hilang begitu saja tanpa ada yang diraih. karena salah satu karakteristik semangat adalah: datang dan pergi tanpa benar-benar diketahui waktunya walau kadang bisa diidentifikasi ciri-cirinya. Oleh karena itu gunakan sebaik mungkin saat-saat diri anda begitu terbakar oleh hasrat untuk sukses. Hindari menunda, karena moment tersebut bisa hilang begitu saja.

Ketika dalam keadaan malas, maka strategi pun harus diubah. jika di awalnya mengerahkan tenaga untuk menyerang, ketika muncul rasa malas adalah saatnya bertahan. Kumpulkan kekuatan untuk mempertahankan diri dari ancaman-ancaman negatif. Bertahan untuk tetap menjalankan rutinitas harian. Jangan sampai kemalasan menyerang diri kita hingga terjatuh lebih dalam. Jikalau sudah terjatuh pada parit yang sangat dalam, maka akan sulit untuk bangkit kembali.

Semangat dan kemalasan bagaikan siklus siang dan malam. Tidak ada orang yang di dunia ini yang selalu bersemangat. jikalau ada bukan berarti dia orang yang telah dianugerahi semangat tanpa tantangan rasa malas, tapi dia mampu mengendalikan rasa malasnya dengan menerapkan strategi bertahan, lalu berusaha keras untuk menyerang kembali.

2. INTROSPEKSI DIRI

Sebenarnya perubahan emosi itu bisa kita ketahui sebelum terjadi. Coba anda buktikan sendiri. Ketika anda mulai marah atau malas, luangkan waktu untuk introspeksi diri sejenak mengapa anda malas maupun marah. Ketika anda introspeksi, anda akan menemukan anda marah karena cemburu, anda malas karena tidak bisa mengerjakan sesuatu, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, ketika anda merasakan kemalasan (kehilangan motivasi), cobalah berfikir kebelakang dan analisis penyebab kehilangan motivasi tersebut. cari penyebab utamanya. Kehilangan motivasi adalah masalah dalam hidup anda, dan jalan keluar dari permasalahan bukanlah pasrah dengan masalah tersebut, tapi mencari jalan keluarnya. Langkah pertama untuk menemukan jalan keluar adalah dengan mengenali penyebab masalah tersebut.

Contohnya kecilnya, ketika saya berada di semester-semester awal kuliah di fakultas ekonomi, saya memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan Matematika dan Statistika. Awalnya saya sangat semangat untuk belajar, setelah beberapa minggu kemudian motivasi saya hilang ketika mengetahui ada nilai UTS saya kurang memuaskan. Akhirnya hal kecil tersebut menjadikan saya putus asa dan men-judge diri saya bodoh dalam pelajaran eksak. saya mulai merasakan bahwa semua usaha saya sia-sia.

Jika diidentifikasi masalah saya diatas, penyebab utama saya kehilangan motivasi adalah membiarkan diri saya putus asa. Jika saya bisa bertahan saja saat itu, maka dampaknya tidak akan berkelanjutan (fikiran putus asa dengan mata kuliah eksak ini menjalar ke hitungan-hitungan di mikroekonomi & makroekonomi).
Ketika saya mulai introspeksi diri lagi. Akhirnya saya menyadari bahwa kekurangan saya di hitungan bukanlah masalah terbesar. Matematika hanyalah alat dalam ekonomi. Sedangkan jiwa dalam ilmu ekonomi itu adalah tingkah laku manusia. Setelah membaca artikel tanya jawab bersama salah satu guru besar ilmu ekonomi di harvard (gregory mankiw), saya memperoleh pencerahan untuk kuliah lagi di jurusan ilmu hukum, ditambah administrasi bisnis. akhirnya sekarang ini saya memperoleh motivasi kembali untuk berjuang keras meraih tujuan kedepannya. Dengan motivasi yang kuat maka semuanya akan berjalan dengan baik.

Dari sini, dapat diambil kesimpulan bahwa mengenali akar permasalahan dan lalu mencari solusinya adalah cara yang baik untuk mengendalikan fluktuasi motivasi.

3. EVALUASI VISI MISI TARGET DAN PLANNING

Bisa jadi semangat yang hilang adalah kesalahan kita dalam membangun tujuan hidup atau rencana. Seperti keadaan saya ketika down karena tidak bisa mata kuliah eksak. sebenarnya itu terjadi karena yang ada di fikiran saya hanyalah nilai yang baik. Padahal salah satu misi saya kuliah di jurusan Ekonomi Islam adalah bangkitnya kembali peradaban islam yang kuat terutama dalam bidang ekonomi setelah berabad-abad dalam masa keterpurukan, membangun kesejahteraan seluruh penduduk bumi dengan sistem ekonomi berbasis sharing dan kemanusiaan. Sebagai pengganti faham kapitalisme yang mengakibatkan tingkat kesenjangan kesejahteraan antara kaya dan miskin semakin luas.

Ketika kita mengevaluasi target dan planning kita, maka kita akan memperoleh motivasi kembali. Semangat kita akan memuncak dengan dimotori rasa percaya diri yang tinggi. Jadikanlah moment kehilangan motivasi sebagai kesempatan untuk mengetahui apa sebenarnya yang ingin kita capai. Dengan demikian, kita akan lebih baik.

Point terpenting dari pembahasan ini adalah bagaimana kita bisa mengatasi naik-turunnya motivasi dengan bijak. Karena sebenarnya hal ini adalah hal yang biasa terjadi pada banyak orang. Tapi ketika kita bisa mencoba menyelami jiwa kita yang paling dalam, membangun strategi untuk mengatasi fluktuasi hidup, dan mengevaluasi tujuan, maka motivasi yang turun bukanlah hambatan lagi, tapi merupakan sumber-sumber kebaikan untuk mendorong diri kita menjadi lebih baik.

Respectfully, Amhard