Cara Membangun Keseimbangan dalam Hidup

From the desk of Amhar Maulana Arifin
subject: Langkah Membangun Kehidupan yang Seimbang


Membangun kehidupan yang seimbang bagaikan menciptakan bahtera yang takkan terhempas walaupun diterpa ganasnya badai. Anda harus memastikan bahwa setiap bagian dari bahtera memiliki tingkat ketahanan maksimal agar tidak menjadi bumerang yang dapat mengakibatkan bahtera karam. Bayangkan jika hanya bagian depan dan samping yang diperhatikan, maka besar kemungkinan bahtera akan tenggelam akibat keroposnya bagian belakang.

Hal ini pun berlaku dalam kehidupan kita. Setiap aspek dalam hidup harus seimbang sehingga saling menguatkan satu sama lain. jika beberapa aspek dalam hidup sempurna tetapi ada satu aspek yang tidak diperhatikan, maka yang akan terjadi adalah hilangnya keseimbangan hidup dan akhirnya mengakibatkan penderitaan yang muncul akibat kekurangan tersebut.

Jika anda mencoba meluangkan waktu sejenak dan coba menjalankan beberapa langkah untuk mencari tahu apa yang benar-benar anda butuhkan dalam hidup sehingga bisa tercipta kehidupan yang seimbang, maka bersiaplah untuk berbahagia karena kehidupan yang baik sedang menanti anda. Menjalankan formula yang tepat untuk membangun kehidupan yang seimbang akan menjadikan anda bukan sekedar memperoleh keseimbangan, tapi mencapai derajat yang lebih tinggi yang melambungkan anda ke derajat manusia yang lebih mulia.

Berikut ini merupakan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membangun keseimbangan dalam hidup.

1 MERANCANG SKALA PRIORITAS

Demi membangun kehidupan yang seimbang, yang perlu di cari tahu adalah aspek-aspek yang paling penting dalam hidup. Misalkan ada aspek spiritual, keluarga, pekerjaan, sosial, dan akademis. Jika kelima aspek ini adalah aspek yang paling penting dalam hidup anda, maka mulailah membentuk skala prioritas masing-masing. Jika diasumsikan bahwa anda memiliki kapasitas 100%, maka cobalah membagi kapasitas 100% tersebut ke lima hal tersebut. biasanya ada mutualisme antara aspek-aspek tersebut sehingga bukanlah 100% dibagi lima, bisa jadi semua aspek tersebut memperoleh alokasi 100%. Contohnya, jika kita memberikan proporsi 20% terhadap spiritual, dan aspek lainnya 80%, anda masih bisa meningkatkan proporsi 20% spiritual menjadi 100% tanpa harus mengurangi proporsi 80% yang menjadi milik aspek lainnya. Caranya adalah dengan meniatkan setiap aktivitas kita yang dilakukan (baik dalam keluarga, bekerja, lingkungan sosial, maupun belajar) semata-mata untuk beribadah. Intinya adalah bagaimana kita bisa memaksimalkan alokasi sehingga tidak ada lagi alokasi yang paling ideal dari komposisi alokasi yang anda pilih.

2. MANAJEMEN WAKTU

Ketika kita dihadapkan dengan beragam tanggung jawab yang terbagi-bagi berdasarkan kategori aspek kehidupan, maka kita membutuhkan manajemen waktu yang baik. sering kali seseorang terperangkap dalam alokasi waktu yang salah diakibatkan tidak mengaturnya dengan baik. misalkan seorang mengalokasikan waktunya 18 jam/hari untuk bekerja, alih-alih bukannya kesuksesan yang ia dapat, tetapi resiko stress akibat mengalokasikan energi secara masif dan resiko kegagalan akibat tidak memperhatikan aspek lainnya dalam hidup. Akhirnya ia harus menghadapi problematika dalam keluarga, spiritual, dan sosial. Oleh karena itu harus bisa menguasai skill manajemen waktu yang baik. tentukanlah kapan waktu untuk spiritual, pekerjaan, keluarga, sosial, dan akademis.

3. BUAT PLANNING YANG BAIK

Kehidupan yang seimbang akan tercipta jika kita membangun rencana yang baik. rencana yang baik bisa diperoleh dengan membangun tujuan berdasarkan kriteria SMARTEST. Planning yang baik seharunya meliputi semua aspek kehidupan kita. diantara ciri-cirinya adalah memenuhi kriteria kesatuan, koherensi, dan pengembangan. Maksud dari kesatuan adalah bahwa setiap rencana harus dapat disatukan menjadi satu kesatuan utuh yang memiliki kriteria umum yang sama sehingga tidak ada kontradiksi yang signifikan antara satu sama lain. yang kedua adalah koherensi, maksudnya setiap planning harus saling koheren dan tidak bertentangan satu sama lain, sehingga ketika kita mengerjakan suatu aktivitas tidak mengakibatkan aspek lain terbengkalai, walaupun kenyataannya kontradiksi itu tetap ada setidaknya harus diminimalisir.

4. BANGUN POLA PIKIR YANG SESUAI

Untuk membangun kehidupan yang seimbang, maka dibutuhkan mindset atau pola pikir yang benar. Jika pola pikir telah sesuai, maka tidak menutup kemungkinan kita akan mudah membangun kehidupan yang seimbang. Diantara pola pikir yang benar untuk membangun kehidupan yang seimbang adalah: (1) yakin bahwa kebahagiaan tidak hanya diukur oleh harta, tapi ada indikator lain yang sangat mempengaruhi kebahagiaan, (2) yakin bahwa seluruh aspek dalam hidup adalah penting dan merupakan tanggung jawab yang harus kita pikul sebagai wakil Allah di muka bumi ini, (2) yakin bahwa jika ada satu aspek dalam hidup yang terbengkalai dapat berpengaruh negatif terhadap kondisi kita secara keseluruhan, (4) yakin bahwa kerja keras membangun kehidupan yang seimbang akan mengantarkan kita kepada derajat hidup yang lebih tinggi, dan (5) yakin bahwa membangun kehidupan yang seimbang adalah kebutuhan, kewajiban, tanggung jawab, tuntutan, dan solusi, dan jalan yang harus diperjuangkan manusia sebagai wakil Allah di muka bumi ini. Ke lima pola pikir tersebut harus ditanamkan dalam diri kita agar tetap konsisten menjaga keseimbangan kehidupan.

5. EVALUASI SECARA REGULER

Setelah anda melakukan usaha membangun kehidupan yang seimbang, hendaklah melakukan evaluasi secara berkala demi mengetahui hal-hal yang telah dicapai juga memastikan apakah anda masih berada di trek yang benar atau tidak. evaluasi rutin merupakan salah satu cara terbaik agar keseimbangan hidup selalu terjaga. Dengan demikian, hal-hal positif yang dapat diperoleh dari keseimbangan hidup dapat terus dicapai juga mengantarkan kita kepada keadaan yang lebih baik.

Demikian beberapa tips untuk membangun hidup yang seimbang. Sekarang adalah saatnya membangun dan menjaga keseimbangan kehidupan kita demi meraih standar kehidupan yang lebih baik. karena jika kehidupan yang seimbang telah tercipta, maka akan tercipta kebahagiaan yang akan membuahkan kehidupan yang lebih baik.

Respectfully,

Amhar Maulana Arifin